Tuesday, June 28, 2011

Pemetaan Kesuburan Tanah pada Lahan Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Tebu dan Profit Perusahaan

(Penulis : Erfan Taufik Ardianto)


Tanah merupakan basis tumbuhnya tanaman, dan merupakan pendukung kehidupan hewan dan manusia yang berada di atasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah dan banyak berkaitan dengan kesuburannya adalah: iklim, organisme (makhluk hidup), topografi, bahan induk atau batuan penyusun tanah, serta waktu.
          Dalam penanaman tebu yang diharapkan adalah memperoleh hasil hablur yang tinggi. Hablur merupakan gula sukrosa yang telah dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Proses ini terjadi di lapangan (on farm). Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula kristal. Hablur yang dihasilkan mencerminkan dengan rendemen tebu. Dalam prosesnya ternyata rendemen yang dihasilkan oleh tanaman dipengaruhi oleh keadaan tanaman (produktivitas) dan proses penggilingan di pabrik.
Kesuburan tanah memegang peran yang penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman; karena dalam aspek kesuburan tanah ini antara lain dikaji tentang: pengelolaan hara dan ameliorasi untuk meningkatkan produktivitas lahan, serta uji tanah, tanaman dan air untuk evaluasi status hara dan rekomendasi pupuk yang efisien.
          Dalam praktek budidaya tebu sudah sejak lama diaplikasikan pupuk N, P, dan K, namun keputusan pemberian hara N, P, dan K tersebut kebanyakan tidak mempertimbangkan tahana (status) hara di dalam tanah. Oleh karena itu saran takaran pupuk seringkali bersifat umum, tidak spesifik lokasi, sehingga tingkat efisiensi pemupukan menjadi rendah. Pencapaian tingkat efisiensi pemupukan yang rendah selain disebabkan takaran pupuk yang bersifat umum, juga dikarenakan sudah terjadi kekahatan hara mikro di lahan tebu. Kekahatan hara mikro dapat terjadi pengurasan hara mikro yang terus menerus melalui hasil panen, tanpa ada usaha pengembalian melalui pupuk mikro.
Ada 4 hara esensial mikro yang ditengarai mulai menjadi masalah (terjadi kekahatan) pada lahan pertanaman tebu di Jawa yaitu : Fe, Zn, Cu, dan B. Besi dibutuhkan dalam sintesis kloropil dan protein. Oleh karena kloropil merupakan bahan yang terlibat di dalam proses fotosintesa, maka akibat akhir dari kekahatan Fe akan dapat menurunkan kadar gula di dalam tebu. Hara Zn ikut berperan untuk mengaktifkan ensim sucrose synthetase, ini berarti Zn ikut menentukan kadar gula yang dapat diperoleh. Kekahatan Zn juga akan menyebabkan penundaan saat kemasakan. Peranan Cu dan B yang berhubungan dengan kadar gula adalah keterlibatannya dalam proses metabolisme karbohidrat. dan transportasi gula melalui membran.
          Selama ini, permasalahan yang sering dialami pada sebagian besar perkebunan tebu adalah adanya fluktuasi hasil tebu yang tentunya akan mempengaruhi hasil produksi gula. Salah satu parameter yang berpengaruh terhadap fluktuasi hasil tebu per hektar adalah tingkat kesuburan tanah. Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah secara akurat dan terukur, perlu dilakukan Pemetaan Digital Kesuburan Tanah (Digital Mapping Soil Fertility). Pemetaan Digital Kesuburan Tanah ini merupakan penciptaan dan pengisian sistem informasi tanah dengan menggunakan metode observasi lapangan dan laboratorium yang digabungkan dengan pengolahan data secara spasial dan non-spasial.
          Dengan pemetaan secara digital ini dapat diketahui peta kondisi hara tanah secara akurat, sehingga rekomendasi pemupukan dapat dilakukan secara lebih efisien. Hal ini mengimplikasikan aplikasi pupuk yang berbeda-beda untuk lahan dengan status hara yang berbeda.
          Adapun tujuan dari pemetaan kesuburan tanah secara digital pada lahan tebu adalah sebagai berikut:
  1. mengetahui status hara tanah pada setiap blok kebun yang ada;
  2. menggabungkan informasi status hara tanah pada peta kebun digital yang sudah tersedia;
  3. menyusun rekomendasi pemupukan yang akurat (tidak dalam bentuk kisaran/range), untuk meningkatkan efisiensi alokasi pupuk dan produktivitas tebu;
  4. (meningkatkan efisiensi Tebang Muat Angkut (TMA) karena peta kemasakan tebu diketahui secara akurat;
  5. meningkatkan rendemen kebun, Sisa Hasil Usaha (SHU) petani tebu rakyat, dan keuntungan perusahaan.
Hasil pemetaan kesuburan tanah secara digital pada lahan tebu ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dalam bentuk peta status hara lahan untuk tiap-tiap kebun yang diintegrasikan dengan peta digital kebun yang sudah tersedia. Dengan memanfaatkan peta digital kebun maka dapat direkomendasikan pemupukan lahan tebu yang akurat dan berimbang, yang meniadakan uniformitas (keseragaman) aplikasi pupuk sebagai akibat dari tingkat kesuburan lahan yeng berbeda-beda.
Melalui pemetaan kesuburan tanah secara digital, aplikasi pupuk akan dilaksanakan secara berimbang antara unsur N, P dan K, berdasarkan kahat hara (kekurangan unsur hara) yang ada di tiap-tiap petak kebun. Dengan demikian asas uniformitas dalam pemberian pupuk di lahan tebu dapat ditiadakan. Untuk lahan tebu rakyat, hal ini berarti akan meringankan pinjaman (KKPA TR) petani. Dengan hasil tebu yang lebih baik maka SHU petani akan meningkat, dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan pabrik gula yang berasal dari porsi bagi hasil dengan petani tebu. Di lain pihak, dengan tidak diterapkannya asas uniformitas dalam aplikasi pupuk di kebun tebu, maka biaya pupuk dapat dihemat oleh perusahaan dan dialihkan untuk kegiatan produktif lain di kebun untuk meningkatkan produktivitas lahan dan tebu.


- - - ETA 2011 - - -

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya