Daerah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah dengan kriteria ekonomi, sosial, dan geografis tertentu. Kriteria ekonomi pedesaan sangat tergantung atau mengandalkan dari pendapatan pertanian. Kriteria sosial, menunjukkan prilaku kehidupan masyarakat yang sangat terkait dengan pertanian dan kepadatan penduduk yang rendah. Kriteria geografis, daerah perdesaan lokasinya relatif jauh dari daerah perkotaan.
Jika suatu daerah perdesaan mengalami perkembangan maka akan terjadi aktifitas yang tinggi sehingga dapat memicu peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam. Dengan meningkatnya pemanfaatan suatu sumberdaya alam tertentu maka akan dapat mengurangi atau mempengaruhi potensi sumberdaya yang lain. Perkembangan daerah perdesaan yang tidak terkendali berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pembukaan lahan baru serta urbanisasi.
Perubahan daerah perdesaan menjadi perkotaan dapat dilihat berdasarkan perubahan karakteristik berikut ini. Segregasi: pemisahan daerah-daerah perdesaan ke dalam blok-blok dengan harga perumahan yang berbeda kelasnya. Imigarasi terpilih: adanya beberapa orang yang bekerja pada tempat dan kondisi sosial ekonomi yang terpisah. Adanya fenomena ulang-alik (comuniting) pekerja kelas menengah. Serta kondisi geografis yang sudah sulit dikenali perbedaan dengan hirarkis sosial yang terpisah.
Selain permasalahan perkembangan perdesaan menjadi perkotaan, daerah perkotaan itu sendiri memiliki banyak permasalahan akibat dari urbanisasi dan pembukaan lahan baru. Permasalahan yang sering timbul antara lain; (1) terjadinya kenaikan temperatur pada titik-titik tertentu yang disebut juga polusi temperatur (thermal pollution), (2) ketidaknyamanan (discomfort index), (3) tingkat pencemaran. Pada daerah perkotaan kenaikan temperatur biasanya terjadi pada titik-titik tertentu akibat dari aktifitas kendaraan bermotor dan industri. Kepadatan kendaraan bermotor merupakan pemicu utama terjadinya kenaikkan temperatur, selain itu dapat juga karena aktifitas industri serta kepadatan permukiman. Akibat dari peningkatan temperatur tersebut mengakibatkan meningkatnya indeks ketidaknyamanan. Meningkatnya indeks ketidaknyamanan juga dapat diakibatkan karena faktor pencemaran, baik pencemaran udara, tanah, maupun air. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa sumber dari permasalahan perkotaan adalah penduduk itu sendiri. Hal tersebut juga dipicu dengan prilaku masyarakat yang kurang memikirkan lingkungannya sebagai akibat dari cara pandang yang memandang lingkungan itu adalah milik publik dimana tidak ada batasan dalam pemanfaatannya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya