Indonesia
berada pada iklim tropis dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi
serta curah hujan yang tinggi merupakan faktor yang mempercepat proses
pelapukan bahan induk, pencucian, pelindian, erosi serta deposisi.
Selain itu topografi, aktivitas gunungapi, serta aktivitas manusia juga
merupakan faktor yang menyebabkan pedogenesis tanah dapat terhambat.
Adapun jenis dan karakteristik tanah yang ada di Indonesia antara lain
sebagai berikut.
Tanah Organik
Tanah
organik merupakan tanah yang telah terendam air dalam waktu yang lama
atau setidaknya selama 1 bulan dan mengandung bahan karbon organik >
12% jika berlempung atau mengandung bahan karbon organik > 18% jika
berlempung 60% dan lempung tersebut berimbang dan proposional. Tanah
organik dapat digolongkan kedalam Histosol jika lebih dari 50% lapisan
atas tanah dalam memiliki ketebalan 40 – 80 cm. Bahan penyusun tanah
organik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu;
- Fibrik yang dekomposisinya paling sedikit, sehingga masih banyak mengandung serabut, BJ rendah (< 0,1), kadar air tinggi dan berwarna coklat;
- Hemik merupakan peralihan dengan dekomposisi separuhnya, masih banyak mengandung serabut dengan BJ 0,07 – 0,18, dengan kadar air tinggi serta berwarna lebih kelam;
- Saprik merupakan dekomposisinya paling lanjut, kurang mengandung serabut, BJ > 0,2 atau lebih, kadar air tidak terlalu tinggi dengan warna hitam dan coklat kelam;
Litosol
Litosol
merupakan tanah yang sangat muda, sehingga bahan induknya sering
terlihat dangkal atau < 20 cm, profilnya belum memperlihatkan horison
penciri dengan sifat-sifat dan ciri morfologi yang masih menyerupai
batuan induknya. Tanah litosol tidak berkembang karena pengaruh iklim
yang lemah atau terlalu agresif, letusan gunungapi, atau topografi
dengan kemiringan yang tinggi. Proses pembentukan tanah lebih lambat
dari proses penghilangan tanah akibat dari erosi, sehingga solum tanah
cenderung semakin dangkal. Proses peremajaan tanah dapat terjadi akibat
dari tertutupnya permukaan tanah karena banjir lahar dingin atau tuf
vulkanis. Tanah litosol yang berada pada topografi yang tidak rata maka
lingkungan alkalis dapat menyebabkan lempung 2/1 yang terbentuk sangat
peka terhadap erosi. Tanah litosol ini banyak terdapat pada daerah
pegunungan kapur dan karst di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
tenggara, serta Maluku bagian selatan.
Aluvial
Tanah
Aluvial merupakan tanah endapan yang terjadi karena proses luapan
banjir, sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi
horison. Endapan aluvial yang sudah tua dan menampakkan akibat pengaruh
iklim serta vegetasi tidak termasuk kedalam jenis tanah aluvial. Ciri
khas pembentukkan tanah aluvial adalah bagian terbesar bahan kasar akan
diendapkan tidak jauh dari sumbernya. Tekstur tanah yang diendapkan pada
waktu dan tempat yang sama akan lebih seragam, dan semakin jauh dari
sumbernya maka makin halus butir yang diangkut. Karena itu jika
pembentukan terjadi pada musim hujan maka sifat bahan-bahannya juga
tergantung pada kekuatan banjir serta asal dan macam bahan yang
diangkut, oleh karena itu menampakkan ciri morfologi berlapis yang bukan
merupakan hasil perkembangan tanah. Sifat tanah aluvial dipengaruhi
langsung oleh sumber bahan asal, sehingga kesuburannya juga ditentukan
oleh sifat bahan asalnya. Jika dilihat berdasarkan genese tananhnya,
maka tanah aluvial kurang dipengaruhi oleh iklim dan vegetasi, tetapi
yang paling nampak pengaruhnya pada ciri dan sifat tanahnya ialah bahan
induk dan topografi sebagai akibat dari waktu terbentuknya yang masih
muda. Menurut bahan induknya terdapat tanah aluvial pasir, lempung, dan
kapur. Dengan memperhatikan cara terbentuknya maka fisiografi untuk
terentuknya tanah ini terbatas pada lembah sungai, datarn pantai, dan
bekas danau, yang memiliki relief datar dan cekung. Tanah aluvial di
Indonesia pada umumnya baik untuk komoditas pertanian dan perkebunan
berupa padi, palawija, dan tebu. Tanah aluvial di indonesia ada pula
yang dimanfaatkan untuk tambak bandeng dan gurameh.
Tanah
pasiran pada umumnya belum jelas membentuk diferensiasi horison,
meskipun pada tanah pasiran tua horison sudah mulai terbentuk horison A1
lemah berwarna kelabu, mengandung bahan yang belum mengalami pelapukan.
Tekstur tanah pada umumnya kasar, struktur kersai atau remah,
konsistensi lepas sampai gembur, dan pH 6 – 7. Semakin tua umur tanah
struktur dan konsistensinya makin padat, bahkan dapat membentuk padas
dengan drainase dan porositas yang terhambat. Pada umumnya jenis tanah
ini belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi. Tanah pasiran
pada umumnya mengandung unsur P dan K yang masih segar dan belum siap
untuk diserap tanaman, tetapi unsur N terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit. Berdasarkan bahan induknya tanah pasiran dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu; (1). Abu vulkanik pada daerah-daerah vulcanic fan (lahar vulkanik yang ke bawah melebar seperti kipas), (2). Bukit pasir sand dune biasanya terdapat pada daerah pantai, (3). Batuan sedimen dengan topografi bukit lipatan.
Tanah Merah
Tanah
merah merupakan tanah yang mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia
muali dari tepi pantai yang landai hingga pegunungan tinggi yang
berbukit atau bergelombang, dengan kondisi iklim agak kering hingga
basah, terbentuk dari batuan beku, sedimen atau malihan. Variasi tanah
merah yang baru dijumpai digolongkan ke dalam Podzolik Merah Kuning,
sehingga jenis tanah tersebut mampunyai ciri dan sifat yang terluas.
Latosol
Tanah
latosol merupakan tanah yang meliputi semua tanah zonal di daerah
tropika dan katulistiwa mempunyai sifat-sifat dominan yaitu; (1). Nilai
SiO2 fraksi lempung rendah, (2). Kapasitas pertukaran kation rendah,
(3). Lempungnya kurang aktif, (4). Kadar mineral rendah, (5). Kadar ahan
larut rendah, (6). Stabilitas agregat tinggi, (7). Berwarna merah.
Latosol meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan
perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pelindian unsur basa, bahan
organik dan silika, dengan meninggalkan sesquioksid sebagai sisa
berwarna merah. Ciri morfologi yang umum adalah tekstur lempung sampai
geluh, struktur remah sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur. Warna
tanah sekitar merah tergantung susunan mineralogi, bahan induk,
drainase, umur tanah dan keadaan iklim. Latosol terbentuk di
daerah-daerah beriklim humid tropika tanpa bulan kering sampai subhumid
yang bermusim kemarau agak lama, bervegetasi hutan basah sampai savana,
bertopografi bergelombang sampai berbukit dengan bahan induk hampir
semua macam batuan. Tanah latosol terdapat pada daerah tropis hingga
subtropis. Di Indonesia tanah latosol pada umumnya berasal dari batuan
induk vulkanik, baik tuff maupun batuan beku, terdapat mulai dari tepi
pantai sampai ketinggian 900m dpal dengan topografi miring,
bergelombang, vulcanic fan hingga pegunungan denga iklim basah tropis
curah hujan 2500 – 7000 mm.
Mediteran Merah Kuning
Jenis
tanah ini memiliki hubungan dengan iklim laut tengah (miditerania)
yang dicirikan dengan musim dingin banyak hujan dan musim panas kering.
Tanah ini pertama kali ditemukan dan diselidiki sekitar laut tengah
disepanjang pantai Eropa, sepanjang pantai asia barat yang mengitari
laut tengah. Selain itu tanah inipun terdapat di Amerika Selatan dan
Asia Tenggara (Indonesia, Laos, Filipina). Jenis tanah ini terutama yang
merah juga terkenal dengan nama Terra Rossa. Dibandingkan dengan batu
kapur sebagai bahan induk tanah Mediteran Merah Kuning memperlihatkan
akumulasi sesquioksida dan silika, sedangkan jika dibandingkan dengan
jenis-jenis tanah dari daerah humid seperti latosol, jenis tanah ini
mempunyai lebih kadar alkali dan alkali tanah. Tingginya kadar Fe dan
rendahnya kadar bahan organik menyebabkan tanah Mediteran Merah Kuning
berwarna merah mengkilat, bertekstur geluh dan mengandung konkresi Ca
dan Fe. Di Indonesia tanah jenis ini lanjut mengalami pembentukan tanah
dengan cara lixiviasi dan kalsifikasi lemah, tekstur berat, konsistensi
lekat, kadar bahan organik rendah, reaksi alkalis, derajad kejenuhan bsa
tinggi, horison B tekstur berwarna kuning merah, mengandung
konkresi-konkresi kapur dan besi, horison eluvial umumnya tererosi,
dengan topografi berbukit sampai pegunungan. Jenis tanah ini berasal
dari dari batuan basaltik terdapat di daerah Baluran Jawa Timur yang
berasal dari batu kapur di Gunung Kidul, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara.
Jenis-Jenis Tanah di Indonesia (bagian 2)
Jenis-Jenis Tanah di Indonesia (bagian 2)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya