Tuesday, July 5, 2011

Manajemen Kebun Tebu Dengan Teknologi Geographic Information System (GIS) Dan Global Positioning System (GPS) Untuk Meningkatkan Profit Perusahaan

Kemajuan teknologi yang terus berkembang harus dianggap sebagai peluang oleh setiap pelaku produksi gula sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja unit usaha, sehingga keuntungan perusahaan akan mengalami peningkatan sejalan dengan pemanfaatan dan penerapan teknologi yang tepat guna. Penerapan dan pemilihan teknologi yang tepat guna dapat memberikan efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi.

Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi kebumian yang mampu meliput semua kegiatan dan informasi yang ada pada suatu wilayah dan pada waktu tertentu. GIS bukan hanya digunakan untuk membuat dan menampilkan peta tetapi sekaligus dapat memuat semua informasi baik berupa informasi fisik maupun non-fisik yang ada pada suatu wilayah. Dengan demikian semua kegiatan yang berkaitan dengan kebumian, termasuk perkebunan, dapat memanfaatkan GIS untuk membantu inventarisasi, pelaksanaan kegiatan, dan pemantauan yang dapat diaplikasikan mulai saat tanam hingga panen (tebang).





Global Positioning System atau lebih dikenal dengan istilah GPS merupakan suatu sistem satelit yang mengelilingi bumi sebagai sistem navigasi untuk menentukan posisi suatu obyek di bumi, dengan menggunakan sinyal radio yang berasal dari satelit dengan sistem komputerisasi dan pengolahan basisdata. Pada saat ini, GPS sudah dimanfaatkan untuk berbagai bidang usaha; mulai dari transportasi (darat, laut, udara), petualangan, hingga survei dan pemetaan lahan. Teknologi GPS dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peta wilayah maupun peta kebun dengan tingkat akurasi yang tinggi. Produk peta kebun yang dihasilkan berupa basisdata dalam bentuk softcopy dan dapat dimanfaatkan dengan menerapkan teknologi sistem informasi untuk analisa manajemen kebun. Sehingga proses manajemen utama seperti: perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi ini akan memberikan efisiensi dan efektifitas pekerjaan pemetaan dan manajemen kebun.

Sistem basisdata manajemen kebun merupakan suatu sistem yang mencakup semua informasi yang ada pada kebun tersebut, baik berupa fisik maupun non-fisik. Informasi fisik meliputi semua yang berhubungan dengan kondisi kebun, baik yang berhubungan dengan kondisi lahan (tanah) maupun kondisi tanaman yang ada pada kebun tersebut. Informasi non-fisik meliputi semua kegiatan atau aktivitas yang akan, sedang, dan telah dilakukan di kebun tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi tahapan perencanaan, penanaman, pemeliharaan, penebangan dan pasca panen. Semua informasi tersebut terintegrasi dengan baik dalam bentuk peta yang dapat dengan mudah di akses sekaligus diperbaharui oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Selain itu, semua rekaman informasi kebun proses tanam hingga panen tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam menentukan kebijakan di tingkat manajemen untuk perencanaan pada musim tanam berikutnya.

Tujuan pemanfaatan GIS dan GPS untuk pengelolaan dan pemetaan kebun adalah sebagai berikut:
  1. Pembuatan basisdata digital peta kebun tebu sebagai input sistem informasi manajemen kebun tebu yang bermanfaat untuk penyusunan kebijakan manajerial;
  2. Meningkatkan akurasi pemetaan kebun tebu dalam bentuk digital;
  3. Meningkatkan efisiensi penyaluran pinjaman (Kredit Koperasi Primer untuk Anggota – Tebu Rakyat = KKPA TR), dengan memanfaatkan basisdata peta kebun digital sebagai informasi kebun dan tanaman tebu yang difidusia-kan;
  4. Meningkatkan efisiensi pemeliharaan tanaman sebelum tebang (misalnya dosis pupuk yang sesuai, karena status hara lahan diketahui);
  5. Meningkatkan efisiensi TMA karena peta kemasakan kebun dapat diketahui dan disusun secara lebih akurat;
  6. Meningkatkan rendemen kebun, Sisa Hasil Usaha (SHU) petani TR, dan keuntungan perusahaan (PG).

Manfaat yang didapat dengan menerapkan GIS dan GPS untuk pengelolaan dan pemetaan kebun adalah sebagai berikut:
  1. dengan adanya sistem basisdata untuk pengelolaan kebun, maka luas kebun yang dikuasai unit usaha menjadi lebih pasti sehingga prediksi produksi tebu dan kristal gula menjadi lebih  baik;
  2. biaya produksi dapat lebih efisien dengan memanfaatkan database, misalnya dalam hal menentukan dosis pupuk tidak berdasarkan angka kisaran tetapi dengan angka yang pasti;
  3. Dengan rekaman keragaan masing-masing petak kebun pada suatu musim tanam, maka manajemen perusahaan gula dapat menyusun kebijakan untuk musim tanam berikutnya dengan lebih akuntabel.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya