Sunday, August 14, 2011

Bentuklahan (Landform) di Permukaan Bumi


Bentuklahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 9 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. Adapun satuan bentuklahan tersebut adalah sebagai berikut.

Bentuklahan asal struktural

Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut.
  1. Pegunungan blok sesar (simbol : S1)  
  2. Gawir sesar (simbol : S2)
  3. Pegunungan antiklinal (simbol : S3)
  4. Perbukitan antiklinal (simbol : S4)
  5. Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)
  6. Pegunungan monoklinal (simbol : S6)
  7. Pegunungan atau perbukitan kubah (simbol : S7)
  8. Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
  9. Lembah antiklinal (simbol : S9)
  10. Hogback atau cuesta (simbol : S10)
Bentuklahan asal denudasional

Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal denudasional adalah sebagai berikut.
  1. Pegunungan terkikis (simbol : D1)
  2. Perbukitan terkikis (simbol : D2)
  3. Bukit sisa (simbol : D3)
  4. Perbukitan terisolir (simbol : D4)
  5. Dataran nyaris (simbol : D5)
  6. Kaki lereng (simbol : D6)
  7. Kipas rombakan lereng (simbol : D7)
  8. Gawir (simbol : D8)
  9. Lahan rusak (simbol : D9)
Bentuklahan asal gunungapi (vulkanik)

Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi adalah sebagai berikut.
  1. Kepundan (simbol : V1)
  2. Kerucut gunungapi (simbol : V2)
  3. Lereng gunungapi (simbol : V3)
  4. Kaki gunungapi (simbol : V4)
  5. Dataran kaki gunungapi (simbol : V5)
  6. Dataran kaki fluvio gunungapi (simbol : V6)
  7. Padang lava (simbol : V7)
  8. Lelehan lava (simbol : V8)
  9. Aliran lahar (simbol : V9)
  10. Dataran antar gunungapi (simbol : V10)
  11. Leher gunungapi (simbol : V11)
  12. Boca (simbol : V12)
  13. Kerucut parasiter (simbol : V13)
Bentuklahan asal fluvial

Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah sebagai berikut.
  1. Dataran aluvial (simbol : F1)
  2. Rawa, danau, rawa belakang (simbol : F2)
  3. Dataran banjir (simbol : F3)
  4. Tanggul alam (simbol : F4)
  5. Teras sungai (simbol : F5)
  6. Kipas aluvial (simbol : F6)
  7. Gosong (simbol : F7)
  8. Delta (simbol : F8)
  9. Dataran delta (simbol : F9)
Bentuklahan asal marin

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut.
  1. Gisik (simbol : M1)
  2. Dataran pantai (simbol : M2)
  3. Beting pantai (simbol : M3)
  4. Laguna (simbol : M4)
  5. Rataan pasang-surut (simbol : M5)
  6. Rataan lumpur (simbol : M6)
  7. Teras marin (simbol : M7)
  8. Gosong laut (simbol : M8)
  9. Pantai berbatu (simbol : M9)
  10. Terumbu (simbol : M10)
Bentuklahan asal pelarutan

Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping. Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut.
  1. Dataran karst (simbol : K1)
  2. Kubah karst (simbol : K2)
  3. Lereng perbukitan (simbol : K3)
  4. Perbukitan sisa karst (simbol : K4)
  5. Uvala atau polye (simbol : K5)
  6. Ledok karst (simbol : K6)
  7. Dolina (simbol : K7)
Bentuklahan asal Eolin (angin)

Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut.
  1. Gumuk pasir (simbol : E1)
  2. Gumuk pasik barkan (simbol : E2)
  3. Gumuk pasir pararel (simbol : E3)
Bentuklahan asal glasial

Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya