Introduksi spesies adalah
masuknya atau berpindahnya suatu jenis spesies dari habitatnya di suatu tempat
ke tempat lainnya baik dilakukan secara sengaja maupun secara tidak sengaja.
Introduksi spesies ini bisa berakibat positif maupun negatif terhadap daerah
yang baru dimasuki oleh spesies baru tersebut. Spesies-spesies yang dapat
berpindah pada suatu tempat ke tempat lainnya pada umumnya memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga spesies ini mampu
bertahan bahkan berkembang biak dengan baik pada lingkungannya yang baru. Ada
beberapa spesies yang justru perkembangannya menjadi tak terkendali sehingga
menjadi hama dan merugikan manuasia.
Introduksi
spesies yang tidak disengaja
Spesies yang satu ini kita pastinya
sudah mengetahuinya bahkan persebarannya hampir merata dan dapat beradaptasi
dengan baik terhadap lingkungan barunya. Tikus merupakan spesies jenis omnivora
yang berasal dari daerah Norwegia sehingga namanya “Rathus Norvegicus”. Spesies
tikus ini mengikuti manusia dan terbawa dalam kapal-kapal yang berlayar dari
Norwegia ke berbagai penjuru wilayah di dunia. Tikus merupakan salah satu
binatang yang paling pesat perkembangannya karena sifat reproduksinya sangat
tinggi serta sangat adaptatif terhadap lingkungannya. Karena tikus merupakan
jenis hewan omnivora serta perkembangannya tak terkendali yang salah satu penyebabkan
rusaknya bahan pangan manusia sejak ribuan tahun yang lalu, sekaligus menjadi
salah satu hama yang menjadi musuh manusia di berbagai negara. Di negara
Amerika Serikat kerugian ayang diakibatkan oleh tikus ini terhitung mencapai
$2,5 milyar/thn.
Selain itu tikus juga salah
satu binatang vektor atau pembawa dan menyebarkan berbagai penyakit dan parasit
seperti, rabies, typhus, keracunan makanan, dsb. Spesies tikus ini banyak
paling banyak menyebar dan berkembang biak pada daerah kumuh dan pinggiran
kota. Hama tikus ini banyak merugikan terutama bagi kalangan rakyat miskin,
karena dapat menghabiskan ketersediaan pangan serta mengganggu kesehatan karena
membawa bibit penyakit. Rumah hunian rakyat miskin terutama pada daerah urban
pada umumnya memiliki konstruksi yang lemah dan berada pada daerah
kumuh/pinggiran sehingga tikus dapat dengan mudah masuk dan berkembang biak.
Banyak usah yang telah
dilakukan manusia untuk mengendalikan perkembangbiakan tikus ini, mulai dari
pembuatan racun tikus, pestisida hingga pembuatan jebakan tikus. Karena daya
adaptasi dan derajat reproduksi tikus sangat tinggi sehingga terkadang usaha-usaha
untuk mengendalikan perkembangan tikus tersebut tidak berhasil, malah bahkan
dapat menimbulkan permasalahan baru, sedangkan populasi tikus terus bertambah.
Solusi lain dapat dilakukan dengan menggunakan predator alami tikus seperti
ular, burung hantu, srigala, burung elang, kucing. Permasalahannya pada daerah
urban atau semiurban hewan-hewan predator tersebut sudah langka dan bahkan
tidak ada lagi.
Introduksi
spesies yang disengaja
“Cyprinus Carpo” atau yang
sering kita sebut ikan tombro atau ikan mas merupakan spesies asli Asia yang
kemudian dibawa ke berbagai negara di Eropa sekitar tahun 1800. Ikan tombro ini
merupakan jenis omnivora dan dapat tumbuh serta berkembang dengan pesat dan
berukuran sangat besar di kolam-kolam pemeliharaan. Ikan tombro sangat disukai
di beberapa negara eropa karena selain mudah beradaptasi juga dimanfaatkan
sebagian orang yang memiliki hobi memancing.
Dalam perkembangannya ikan
tombro kemudian di impor dari eropa ke Amerika Serikat sekitar tahun 1876.
Dalam beberapa tahun kemudian ikan tombro ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat dari yang semula berjumlah 120 ekor kemudian berkembang menjadi
258.000 ekor yang disebarkan di hampir seluruh negara bagian Amerika. Dari
hasil penelitian satu induk ikan tombro dapat bertelur hingga 2.000.000
butir/musim serta mulai menimbulkan masalah sekitar tahun 1900. Permasalahan
yang timbul karena sebagian besar penduduk Amerikat Serikat tidak suka memakan
ikan ini, dilain sisi populasi ikan tombro ini semakin meledak dan tak
terkendali. Selain itu permasalahan lain yang timbul karena ikan tombro
bersifat perusak “Spawning Ground” yang memakan spesies ikan asli dan vegetasi
air yang merupakan sumber makanan dari burung-burung aquatik.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya