Friday, April 27, 2012

Metode Penyusunan Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah (NSASD) (bagian II)

Metoda Pengolahan dan Penyajian Data Sumberdaya Hutan

Pengolahan data potensi tegakan hutan untuk mendapatkan hubungan antara peubah langsung di potret udara (kerapatan tajuk, diameter tajuk, dan tinggi pohon) terhadap peubah tak langsung (volume tegakan) menggunakan software lotus, Minitab dan lain sebagainya untuk memperoleh suatu persamaan regresi. Peta-peta tersebut diatas, diplot pada peta dasar sehingga menghasilkan peta Aktiva dan peta Pasiva. Peta Aktiva dan Peta Pasiva kemudian dioverlaykan untuk menghasilkan Peta Neraca Sumberdaya Hutan. Peta Aktiva dan peta Pasiva yang dibuat secara manual kemudian didigitasi. Luas masing - masing berdasarkan fungsi hutan dan tipe hutan diperoleh dari hasil perhitungan peta digitasi.

Metode pengisian tabel

Pada pengisian tabel-tabel pada penyusunan neraca sumber daya hutan spasial, perubahan yang dicatat adalah perubahan data luas dan potensi sumber daya hutan yang mencakup:


Perubahan sebagai akibat perubahan luas kawasan hutan:
  1. Perubahan luas kawasan hutan sebagai akibat penambahan luas kawasan hutan, yang terdiri dari, penunjukkan kawasan hutan, penetapan lahan pengganti, perubahan fungsi kawasan hutan;
  2. Perubahan luas kawasan hutan sebagai akibat pengurangan luas kawasan hutan yang terdiri dari, pelepasan kawasan hutan, tukar menukar kawasan hutan, perubahan fungsi kawasan hutan.
Perubahan sebagai akibat dari perubahan penutupan vegetasi yang tidak harus mempengaruhi perubahan luas kawasan hutan:
  1. Perubahan sebagai akibat penambahan pentupan vegetasi, yang meliputi, reboisasi, Hutan Tanaman Industri (HTI), Tebang Habis Permudaan Alam (THPA)/Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)/Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ);
  2. Perubahan sebagai akibat pengurangan penutupan vegetasi, yang meliputi, kebakaran hutan, perambahan hutan atau penebangan liar, THPA/THPB, TPTI/TPTJ, bencana alam.
Inventarisasi Potensi Kayu dan Non Kayu
  1. perubahan sebagai akibat penambahan luas kawasan hutan dan/atau penutupan vegetasi, potensi dihitung dengan cara menggandakan potensi (m3/ha) dengan luas perubahan tersebut;
  2. perubahan sebagai akibat pengurangan luas kawasan hutan dan/atau penutupan vegetasi, potensi dihitung dengan cara menggandakan potensi (m3/ha) dengan luas perubahan tersebut;
  3. data nilai perubahan potensi kayu dihitung dengan menggandakan nilai harga pasar yang berlaku setempat jumlah unit potensinya.
Pengisian Neraca Sumberdaya Hutan


Neraca sumberdaya  hutan  spasial disusun  dalam  bentuk  tabel  yang  berisi saldo awal, saldo akhir,  penambahan dan penyusutan setiap jenis komoditi hasil hutan. Pengisian serta perhitungan pada penambahan dan penyusutan sumberdaya hutan akan menghasilkan saldo akhir sumberdaya hutan. Data pada neraca sumberdaya hutan tersebut didapatkan dari tabel neraca perubahan hutan produksi, hutan suaka, hutan lindung, hutan wisata, hutan dalam kawasan hutan, hutan rakyat HTI, hutan kemasyarakatan, serta hutan kota. Dari neraca perubahan tersebut kemudian dibuat menjadi satu tabel dan menghasilkan tabel neraca sumberdaya hutan spasial.

Metoda Pengolahan dan Penyajian Data Sumberdaya Lahan

Tahap pengolahan data analisis neraca sumberdaya lahan spasial menggunakan metode pendekatan teknik tumpang-tindih peta atau istilah superimpose ataupun istilah overlay. Teknik overlay dapat digunakan bagi peta-peta yang sudah sama format dan skalanya. Pengolahan data neraca sumberdaya lahan untuk penyusunan saldo neracanya, dengan melakukan tumpang-tindih peta penggunaan lahan dengan status penggunaan lahan, dan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan budidaya.

Analisis dan evaluasi sumberdaya lahan tersebut dihitung kedalam satuan areal luasan (ha) maupun dalam perhitungan persentase (%), termasuk perhitungan degradasi sumberdaya lahan. Tahap evaluasi sumber daya lahan termasuk penyusunan neracanya, yang kemudian dapat dipertajam dengan pembahasan terapannya. Evaluasi mengarah pada pemecahan masalah dan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan. Evaluasi lebih lanjut kearah nilai sumber daya lahan, apabila sumberdaya tersebut telah dihitung dengan nilai rupiah (Rp).

Perhitungan luas secara manual dilakukan dengan alat Planimeter. Perhitungan luas dapat dilakukan dengan komputer dari hasil data digital peta yang sudah masuk dalam format peta dalam sistim grid Universal Transverse Mercator (UTM). Hasil perhitungan dikonversi dengan luas wilayah yang baku setiap daerah. Perhitungan luas berdasarkan pada metode luasan posisi horisontal suatu bidang lahan. Metode dengan metode teknik penginderaan jauh bahwa bentang lahan dilihat dari atas, dengan dasar filosofi bahwa setiap penggunaan lahan untuk kehidupan akan menggunakan bidang datar dengan posisi atau tumbuh tegak ke atas. Kemiringan lereng suatu bidang lahan dipergunakan untuk dasar perhitungan volume lahan.

Metode pengisian tabel

Neraca sumber daya lahan disusun dengan cara analisis dan evaluasi hasil inventarisasi data yang mencakup dua periode penyusunan, sehingga dapat diketahui perubahannya. Secara diskriptif neraca sumberdaya lahan disajikan dalam format tabel skontro sebelah menyebelah yaitu satu bentuk tabel yang menyatakan aktiva pada kolom sebelah kiri, dan menyatakan pasiva pada kolom sebelah kanan. Pada neraca sumberdaya lahan tidak terjadi adanya saldo total areal, karena jumlah total areal luasan tetap kecuali ada pemekaran daerah dan yang terjadi sebenarnya adalah peralian atau perubahan macam atau jenis sumberdaya lahan. Oleh karena itu dalam satu format tabel neraca sumberdaya lahan harus disertakan perubahan sumberdaya lahan. Tabel neraca sumberdaya lahan baik penggunaan lahan dan status pemilikan maupun pada kawasan lindung dan budidaya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya