Metoda Pengolahan dan Penyajian Data Sumberdaya Hutan
Perubahan sebagai akibat perubahan luas kawasan hutan:
Pengolahan
data potensi tegakan hutan untuk mendapatkan hubungan antara peubah
langsung di potret udara (kerapatan tajuk, diameter tajuk, dan tinggi
pohon) terhadap peubah tak langsung (volume tegakan) menggunakan software lotus,
Minitab dan lain sebagainya untuk memperoleh suatu persamaan regresi.
Peta-peta tersebut diatas, diplot pada peta dasar sehingga menghasilkan
peta Aktiva dan peta Pasiva. Peta Aktiva dan Peta Pasiva kemudian dioverlaykan
untuk menghasilkan Peta Neraca Sumberdaya Hutan. Peta Aktiva dan peta
Pasiva yang dibuat secara manual kemudian didigitasi. Luas masing -
masing berdasarkan fungsi hutan dan tipe hutan diperoleh dari hasil
perhitungan peta digitasi.
Metode pengisian tabel
Pada
pengisian tabel-tabel pada penyusunan neraca sumber daya hutan spasial,
perubahan yang dicatat adalah perubahan data luas dan potensi sumber
daya hutan yang mencakup:
Perubahan sebagai akibat perubahan luas kawasan hutan:
- Perubahan luas kawasan hutan sebagai akibat penambahan luas kawasan hutan, yang terdiri dari, penunjukkan kawasan hutan, penetapan lahan pengganti, perubahan fungsi kawasan hutan;
- Perubahan luas kawasan hutan sebagai akibat pengurangan luas kawasan hutan yang terdiri dari, pelepasan kawasan hutan, tukar menukar kawasan hutan, perubahan fungsi kawasan hutan.
Perubahan sebagai akibat dari perubahan penutupan vegetasi yang tidak harus mempengaruhi perubahan luas kawasan hutan:
- Perubahan sebagai akibat penambahan pentupan vegetasi, yang meliputi, reboisasi, Hutan Tanaman Industri (HTI), Tebang Habis Permudaan Alam (THPA)/Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)/Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ);
- Perubahan sebagai akibat pengurangan penutupan vegetasi, yang meliputi, kebakaran hutan, perambahan hutan atau penebangan liar, THPA/THPB, TPTI/TPTJ, bencana alam.
- perubahan sebagai akibat penambahan luas kawasan hutan dan/atau penutupan vegetasi, potensi dihitung dengan cara menggandakan potensi (m3/ha) dengan luas perubahan tersebut;
- perubahan sebagai akibat pengurangan luas kawasan hutan dan/atau penutupan vegetasi, potensi dihitung dengan cara menggandakan potensi (m3/ha) dengan luas perubahan tersebut;
- data nilai perubahan potensi kayu dihitung dengan menggandakan nilai harga pasar yang berlaku setempat jumlah unit potensinya.
Neraca
sumberdaya hutan spasial disusun dalam bentuk tabel yang berisi
saldo awal, saldo akhir, penambahan dan penyusutan setiap jenis
komoditi hasil hutan. Pengisian serta perhitungan pada penambahan dan
penyusutan sumberdaya hutan akan menghasilkan saldo akhir sumberdaya
hutan. Data pada neraca sumberdaya hutan tersebut didapatkan dari tabel
neraca perubahan hutan produksi, hutan suaka, hutan lindung, hutan
wisata, hutan dalam kawasan hutan, hutan rakyat HTI, hutan
kemasyarakatan, serta hutan kota. Dari neraca perubahan tersebut
kemudian dibuat menjadi satu tabel dan menghasilkan tabel neraca
sumberdaya hutan spasial.
Metoda Pengolahan dan Penyajian Data Sumberdaya Lahan
Tahap
pengolahan data analisis neraca sumberdaya lahan spasial menggunakan
metode pendekatan teknik tumpang-tindih peta atau istilah superimpose ataupun istilah overlay. Teknik overlay dapat
digunakan bagi peta-peta yang sudah sama format dan skalanya.
Pengolahan data neraca sumberdaya lahan untuk penyusunan saldo
neracanya, dengan melakukan tumpang-tindih peta penggunaan lahan dengan
status penggunaan lahan, dan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan
budidaya.
Analisis
dan evaluasi sumberdaya lahan tersebut dihitung kedalam satuan areal
luasan (ha) maupun dalam perhitungan persentase (%), termasuk
perhitungan degradasi sumberdaya lahan. Tahap evaluasi sumber daya lahan
termasuk penyusunan neracanya, yang kemudian dapat dipertajam dengan
pembahasan terapannya. Evaluasi mengarah pada pemecahan masalah dan
rekomendasi bagi perencanaan pembangunan. Evaluasi lebih lanjut kearah
nilai sumber daya lahan, apabila sumberdaya tersebut telah dihitung
dengan nilai rupiah (Rp).
Perhitungan
luas secara manual dilakukan dengan alat Planimeter. Perhitungan luas
dapat dilakukan dengan komputer dari hasil data digital peta yang sudah
masuk dalam format peta dalam sistim grid Universal Transverse Mercator (UTM).
Hasil perhitungan dikonversi dengan luas wilayah yang baku setiap
daerah. Perhitungan luas berdasarkan pada metode luasan posisi
horisontal suatu bidang lahan. Metode dengan metode teknik penginderaan
jauh bahwa bentang lahan dilihat dari atas, dengan dasar filosofi bahwa
setiap penggunaan lahan untuk kehidupan akan menggunakan bidang datar
dengan posisi atau tumbuh tegak ke atas. Kemiringan lereng suatu bidang
lahan dipergunakan untuk dasar perhitungan volume lahan.
Metode pengisian tabel
Neraca
sumber daya lahan disusun dengan cara analisis dan evaluasi hasil
inventarisasi data yang mencakup dua periode penyusunan, sehingga dapat
diketahui perubahannya. Secara diskriptif neraca sumberdaya lahan
disajikan dalam format tabel skontro sebelah menyebelah yaitu satu
bentuk tabel yang menyatakan aktiva pada kolom sebelah kiri, dan
menyatakan pasiva pada kolom sebelah kanan. Pada neraca sumberdaya lahan
tidak terjadi adanya saldo total areal, karena jumlah total areal
luasan tetap kecuali ada pemekaran daerah dan yang terjadi sebenarnya
adalah peralian atau perubahan macam atau jenis sumberdaya lahan. Oleh
karena itu dalam satu format tabel neraca sumberdaya lahan harus
disertakan perubahan sumberdaya lahan. Tabel neraca sumberdaya lahan
baik penggunaan lahan dan status pemilikan maupun pada kawasan lindung
dan budidaya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya