Klasifikasi
kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan yang dilakukan dengan metode
faktor penghambat. Dengan metode ini setiap kualitas lahan atau
sifat-sifat lahan diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau
dari yang paling kecil hambatan atau ancamanya sampai yang terbesar.
Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas; penghambat yang
terkecil untukkelas yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan
semakin rendah kelasnya. Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas
intensitas faktor penghambat, sehingga kelas kemampuan adalah kelompok
unit lahan yang memiliki tingkat pembatas atau penghambat (degree of limitation) yang sama jika digunakan untuk pertanian yang umum (Sys et al.,
1991). Tanah dikelompokan dalam delapan kelas yang ditandai dengan
huruf Romawi dari I sampai VIII. Kelas I hingga kelas IV merupakan kelas
yang dapat ditanami, sedangkan kelas V hingga kelas VIII merupakan
kelas yang tidak dapat ditanami.
Kelas I
Pada
Kelas I lahan memiliki sedikit penghambat yang membatasi penggunaannya,
lahan sesuai untuk segala macam penggunaan pertanian. Pada kelas ini
dicirikan dengan keadaan tanah yang datar, tingkat bahaya erosi kecil,
solum tanah dalam dengan drainase baik, tanah mudah diolah, serta mampu
menahan air dengan baik dan responsif terhadap pemupukan. Pada kelas ini
cenderung tidak memiliki faktor penghambat dan ancaman kerusakan yang
berarti serta cocok untuk usaha tani yang intensif. Kondisi iklim pada
kelas ini harus sesuai bagi pertumbahan banyak tanaman terutama tanaman
pertanian. Perlu adanya pemupukan serta pemeliharaan struktur tanah
untuk mempertahankan kesuburan dan produktivitasnya.
Kelas II
Tanah
pada lahan kelas II memiliki sedikt penghambat yang dapat mengurangi
pemanfaatan atau penggunaanya karena membutuhkan tindakan pengelolaan
dan pengawetan, menghindari kerusakan dan memperbaiki hubungan air-udara
dalam tanah jika tanah akan ditanami. Tindakan pengawetan ringan
seperti pengolahan tanah berdasarkan kontur, penanaman dalam jalur,
pergiliran tanaman dengan tanaman tertutup tanah atau penggunaan pupuk
hijau, guludan, pemupukan serta pengapuran. Tindakan yang diperlukan
sifatnya bervariasi tergantung dari sifat-sifat tanah, iklim, dan sistem
usahatani yang dilakukan. Faktor penghambat dalam kelas ini dapat
berjumlah satu atau lebih atau dapat pula berbentuk kombinasi dari
beberapa faktor yaitu: berlereng landai, memiliki kepekaan terhadap
erosi, struktur tanah kurang baik.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya