Pengertian Evaluasi Lahan
Pada umumnya survey tanah adalah bertujuan untuk mengevaluasi lahan dalam rangka untuk menyusun rencana penggunaan lahan dalam bentuk klasifikasi kesesuaian dan kemampuan lahan (potensi lahan). Evaluasi merupakan intepretasi dalam keadaan tata guna lahan saat ini, perubahannya serta dampaknya yang tidak mengacu pada suatu metode evaluasi atau klasifikasi. Klasifikasi menunjukkan tipe penggunaan yang sesuai dan jenis masukan yang diperlukan untuk produksi tanaman secara lestari.
Perubahan lahan pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomi, konsekwensi sosial serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan demikian maka melalui evaluasi lahan diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut.
Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu; (1) secara langsung, dan (2) secara tidak langsung. Evaluasi lahan secara langsung dapat dilakukan melalui percobaan-percobaan dengan cara menanam tanaman, atau membangun jalan, untuk melihat apa perubahan yang terjadi. evaluasi lahan secara langsung bersifat sangat terbatas jika tidak disertai dengan pengumpulan data yang cukup. Oleh karena itu sebagian besar evaluasi lahan dilakukan secara tidak langsung. Melalui evaluasi lahan secara tidak langsung, diasumsikan bahwa tanah tertentu dengan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu lokasi akan mempengaruhi keberhasilan jenis penggunaan lahan tertentu. Keadaan ini dapat diprediksi, karena kualitas lahan dapat dideduksi dari hasil pengamatan ciri lahan tersebut. Untuk lebih jelasnya tahapan evaluasi lahan secara tidak langsung dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Penggunaan lahan berdasarkan FAO (1976) dapat dianalisis melalui tiga aspek, sebagai berikut.
Pada umumnya survey tanah adalah bertujuan untuk mengevaluasi lahan dalam rangka untuk menyusun rencana penggunaan lahan dalam bentuk klasifikasi kesesuaian dan kemampuan lahan (potensi lahan). Evaluasi merupakan intepretasi dalam keadaan tata guna lahan saat ini, perubahannya serta dampaknya yang tidak mengacu pada suatu metode evaluasi atau klasifikasi. Klasifikasi menunjukkan tipe penggunaan yang sesuai dan jenis masukan yang diperlukan untuk produksi tanaman secara lestari.
Perubahan lahan pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomi, konsekwensi sosial serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan demikian maka melalui evaluasi lahan diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut.
- Bagaimana cara pengelolaan lahan saat ini dan dampaknya jika keadaan tersebut tidak mengalami perubahan atau tidak di ubah;
- Perbaikan apa yang diperlukan serta apakah dapat dilaksanakan sejalan dengan tata guna lahan saat ini;
- Apakah ada penggunaan lahan lain yang secara yang secara fisik dapat dilaksanakan serta sesuai dengan keadaan sosial dan bernilai ekonomis;
- Penggunaan lahan yang bagaimana yang lebih mempertahankan produksi atau manfaat lainnya;
- Sejauh mana pengaruh negatif dari tiap kemungkinan penggunaan lahan, baik dalam bentuk fisik, ekonomi maupun sosial;
- Apa masukan yang harus diberikan untuk memenuhi produksi serta menekan dampak negatif yang mungkin terjadi;
- Apa kelebihan manfaat masing-masing penggunaan lahan;
- Perubahan apa yang perlu dan mungkin dilaksanakan serta caranya;
- Apa penambahan masukan yang perlu dilaksanakan untuk terlaksananya perubahan tersebut.
Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu; (1) secara langsung, dan (2) secara tidak langsung. Evaluasi lahan secara langsung dapat dilakukan melalui percobaan-percobaan dengan cara menanam tanaman, atau membangun jalan, untuk melihat apa perubahan yang terjadi. evaluasi lahan secara langsung bersifat sangat terbatas jika tidak disertai dengan pengumpulan data yang cukup. Oleh karena itu sebagian besar evaluasi lahan dilakukan secara tidak langsung. Melalui evaluasi lahan secara tidak langsung, diasumsikan bahwa tanah tertentu dengan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu lokasi akan mempengaruhi keberhasilan jenis penggunaan lahan tertentu. Keadaan ini dapat diprediksi, karena kualitas lahan dapat dideduksi dari hasil pengamatan ciri lahan tersebut. Untuk lebih jelasnya tahapan evaluasi lahan secara tidak langsung dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Pada tahapan tersebut dilakukan penentuan ciri lahan atau karakteristik lahan (land characteristics) yang meliputi pengumpulan data mengenai keadaan tanah, topografi, iklim dan sifat-sifat lain yang berhubungan dengan ekologi. Pengaruh karakteristik lahan pada sistem penggunaan lahan jarang yang bersifat langsung (contoh, pertumbuhan tanaman tidak secara langsung dipengaruhi oleh curah hujan atau tekstur tanah, tetapi dipengaruhi oleh ketersediaan air, unsur hara serta serasi tanah). Kualitas lahan merupakan sifat kompleks atau sifat komposit yang sesuai untuk suatu penggunaan, yang ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang berinteraksi.
Penggunaan lahan berdasarkan FAO (1976) dapat dianalisis melalui tiga aspek, sebagai berikut.
- Kesesuaian lahan, berhubungan dengan satu penggunaan lahan tertentu (contoh, kesesuaian lahan untuk perkebunan tebu, padi, sagu, dan lain sebagainya);
- Kemampuan lahan, berhubungan dengan serangkaian atau sejumlah penggunaan, dimana ruang lingkupnya lebih luas (contoh, untuk pertanian, kehutanan, perkebunan);
- Nilai lahan, merupakan konsep nilai yang didasarkan pada pertimbangan ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk biaya per tahun (contoh, sewa).
Pengembangan sistem evaluasi lahan secara tidak langsung pada dasarnya meliputi identifikasi ciri serta sifat lokasi yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan lahan tersebut. Sistem kemudian dibangun dengan menggunakan nilai-nilai dari sifat-sifat tersebut, baik sebagai kategori-kategori yang ditentukan atau sistem kategori ataupun sebagai kombinasi matematik. Hasil kombinasi tersebut kemudian akan menghasilkan indeks yang dapat ditempatkan pada suatu alat berupa skala yang dapat digeser-geser.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog kami, mohon masukkannya